Pada sore itu Syah sedang bermain dengan teman
akrabnya, namanya adalah Khaisa. Mereka masih berumur 7 tahun. Mereka berdua
bersahabat, sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka. Dalam permainan di
sore itu, Syah sedang berusaha untuk mencari Khaisa yang bersembunyi. “Khaisa, dimana kamu? aku sudah lelah mencari
kamu dari tadi. Aku punya buah mangga buat kamu, keluar ya” panggil Syah.
Mendengar perkataan itu, Khaisa yang bersembunyi dibelakang pohon besar tiba-tiba
keluar dengan berteriak. “waaa!! Dimana
mangganya, dimana?” teriak Khaisa. Syah pun menjawab” ihh kamu, aku terkejut Sa. nggak ada mangga, aku bohong. Hehehe”.
Mendengar hal itu Khaisa pun sedih, dan segera pulang kerumahnya. Khaisa adalah
gadis yang lugu. Tetapi saat dia dibohongi, dia tidak akan mau bertemu dengan
orang yang membonginya hingga orang tadi meminta maaf kepadanya. Dan akhirnya
hal itu pun terjadi, Khaisa tidak ingin bertemu dengan Syah sebelum dia meminta
maaf kepada Khaisa. Syah pun datang ke rumah Khaisa untuk meminta maaf dengan
membawa buah kesukaannya yaitu mannga. Syah pun memanggil sambil berkata “ Khaisa, aku datang untuk meminta maaf,
maafkan aku ya. Aku janji nggak akan bohongin kamu lagi. Maafin ya, yayaya? Ini
aku bawakan kamu buah mangga, enak banget lho buah mangga ini”. Setelah
lama menunggu, akhirnya Khaisa keluar juga. Dan Khaisa pun memaafkan Syah
dengan syarat tidak akan mengulangi perbuatannya itu lagi. Khaisa dan Syah
selalu bermain bersama, mulai dari rumah hingga sekolahnya, Walaupun terkadang
mereka bertengkar karena ingin memperbutkan sesuatu. Mereka bersekolah di
tempat yang sama, satu sekolah dan satu kelas. Mereka sangat dekat, bahkan
seperti abang dan adik. Jika pada saat-saat baiknya, mereka berdua saling memberikan
dukungan masing-masing seperti pada saat Syah bertanding sepak bola di
desannya. Pada saat itu, Syah menjadi pemain inti dalam timnya. Dia merupakan
pemain yang paling diandalkan oleh pelatihnya. Pada saat itu, tim Syah kalah
0-1 dengan tim lawan, semua pemain terlihat tidak bersemangat. Begitu juga
dengan Syah, sebagai kapten dia hanya terdiam dengan kekalahan timnya. Saat dia
mengontrol bolanya, dia bingun harus membagi pada siapa, dan tiba-tiba lawan mengambil
bolanya dengan menendang kaki Syah. Syah pun terbanting ke tanah, dan
pelanggaran diberikan pada tim lawan. Syah terlihat lemah tak berdaya dengan
kakinya yang cidera. Dan akhirnya datang dewi penyelamat Syah, yaitu Khaisa. Khaisa
pun tersenyum dan sambil berkata “bangkit
Syah, bangkit ya. Kamu harus kalahkan tim itu. Aku mendukungmu dari sini,
semangat Syah!”. Syah pun berdiri dengan lemah, tetapi tiba-tiba dia mampu
mengontrol dirinya, dan akhirnya dia bersemangat kembali. Dan tim Syah pun
akhirnya dapat memenangkan pertandingan itu dengan skor akhir 2-1. Masa yang
indah tentunya pada saat mereka seperti itu.
Waktu terus berjalan. Hingga 5 tahun kemudian.
Mereka telah menduduki bangku SMP pada saat itu. Tetapi hanya sesaat mereka
bisa bersama. Syah harus pergi ke Singapura. Syah harus ikut dengan orang
tuanya yang mulai dipekerjakan di Singapura. Khaisa sangat sedih mendengar
kabar ini. Khaisa tidak akan pernah tahu bahwa Syah akan pergi jauh darinya. Sesaat
Khaisa mendengar kabar itu, ternyata keesokan harinya Syah akan berangkat. Dan
Khaisa pun telah menyiapkan sesuatu untuk Syah. Dan hari itu pun tiba. Khaisa
dan keluarganya pun ikut mengantar Syah ke Bandara. Kemudian Khaisa pun
memegang tangan Syah dan membawanya ke suatu ruangan agar Khaisa bisa berbicara
dengan bebas. Lalu Khaisa pun berbicara dengan kesedihannya “Syah, kita sudah lama menjadi sahabat, aku
hanya bisa berdoa untuk keselamatanmu disana, aku nggak kan pernah tau apa yang
akan terjadi ke depannya, apa kah kau kembali untukku atau akan melupakanku
untuk selamanya, ku titipkan kalung (bertuliskan K) ini untukmu, semoga kamu
bisa menjaganya hingga kita bisa dipertemukan kembali, jaga dirimu baik-baik
Syah”. Syah pun menerima kalung itu dan memakainya. Syah pun ikut bersedih
mendengar perkataan itu, Syah hanya bisa mengucapkan” terimakasih Khaisa, aku akan terus mengingatmu disana, tiada hari
kesenanganku tanpa ada kamu disampingku, kamu juga baik-baik disini ya”.
Khaisa yang tidak bisa menahan sedihnya, akhirnya menangis dipelukan Syah. “selamat tinggal Khaisa” ucap Syah. Dan
Syah pun pergi meninggalkan Khaisa dengan kesedihannya. Khaisa pun pulang
dengan tetes air mata yang membasahi pipinya. Dan hampir tiga minggu dia tetap
bersedih dengan kepergian Syah. Sejak itu, mereka saling hidup terpisah dan
saling menjalani hidupnya masing-masing.
Hingga 14 tahun kemudian, akhirnya Syah pun mampu
menyelesaikan gelar masternya di Singapura. Dan pada saat itu, Syah di
tempatkan di suatu perusahaan besar di Indonesia. Syah pun berangkat ke
Indonesia memenuhi tugas itu. Di sisi lain Khaisa pun bisa menyelesaikan gelar
sarjananya di Indonesia. Tetapi pada saat itu Khaisa belum mempunyai pekerjaan.
Dan sedang dalam pencarian pekerjaannya. Tetapi hal yang paling mengejutkan
pada saat itu ternyata Khaisa sudah bertunangan dengan seseorang, dan Syah
tidak tahu akan hal itu. Ini terjadi karena sudah 14 tahun Syah dan Khaisa
tidak pernah berkomunikasi. Hingga pada suatu hari, Khaisa pun mencari
pekerjaan ke perusahaan Syah. Dan pada saat ingin memasuki perusahaan itu,
mereka bertemu tapi tidak saling menyapa. Mereka tidak mengenal, tetapi ada
yang berbeda dari pandangan mereka. Mereka merasakan seperti mengenal satu sama
lain. Pada saat bertemu dengan Khaisa, Syah ingin pergi ke desa Khaisa tinggal.
Tetapi ketika Syah sampai, ternyata Khaisa telah pindah 12 tahun yang lalu.
Khaisa pindah 2 tahun setelah Syah pergi. Syah pun pulang ke apartemennya dan
merenungi kenangannya saat bersama Khaisa. Berbagai cara dilakukan oleh Syah
untuk mencari keberadaan Khaisa dengan mencarinya lewat jejaring social dan
yang lainnya. Tetapi tidak juga memberikan hasil yang memuaskan. Syah pun
keluar untuk mencari keberadaan Khaisa. Syah pun singgah ke suatu kafé untuk
meminum secangkir kopi demi menenangkan pikiran. Ternyata didalam kafe itu ada
Khaisa yang juga sedang minum dengan teman-temannya. Hal yang tidak disangka
pun terjadi, tiba-tiba kepala Syah terasa begitu sakit, dan akhirnya pingsan di
lantai. Khaisa pun membantunya dan membawanya ke rumah sakit, saat dibawa oleh
suster menuju ruangan, Khaisa melihat seuntai kalung terjatuh dari leher Syah.
“apa… kalung ini adalah kalung yang
pernah kuberikan pada seseorang, apakah itu kamu Syah? Kenapa kamu datang
setelah cincin ini ada ditanganku” kata hati Khaisa. Di sisi lain,
sepertinya tidak mungkin untuk meninggalkan Syah, dan juga tidak mungkin tunangan
dari Khaisa. Khaisa pun menjadi sangat bingung harus bagaimana. Dan akhirnya
dia mengambil keputusan untuk memberitahukan semuanya kepada Syah setelah ia
sadar. Dan saat Syah sadar tiba-tiba Khaisa memeluk Syah sambil menangis dan
berkata “Syah, apakah ini kamu, kenapa
kamu datang setelah semuanya telah terjadi? Aku sudah menunggu selama 13 tahun,
tapi kamu juga nggak pernah kembali, dan akhirnya aku memutuskan untuk
bertunangan dengan lelaki lain”. Syah
pun terkejut mendengar hal itu, “apa, kamu adalah Khaisa, terimakasih ya Allah,
engkau telah mengabulkan doa ku ini, aku datang kemari bukan untuk bekerja,
tapi untuk mencarimu Khaisa, aku dah mencarimu dengan apapun tetapi tidak
bertemu juga, namun kini akhirnya kamu datang dan memelukku, ini adalah
kebahagiaan yang pernah ada dalam hidupku, aku sudah menjaga kalung itu dan aku
sudah menjaga hidupku untuk mu, tetapi aku tidak bisa mendampingimu Khaisa,
karena aku tidak akan lama lagi di dunia ini, simpanlah kalung itu untuk kita,
ini akan jadi pertemuan pertama dan terakhir dalam hidupku dan hidupmu, jagalah
dirimu baik-baik Khaisa, kesetiaanku hanya untukmu ” ucap Syah dalam
sakitnya. Dan sesaat setelah itu akhirnya Syah menghembuskan nafas terakhirnya,
dan atas kekecewaan itu Khaisa pun berjalan menaiki puncak rumah sakit dan
Khaisa pun melompat sambil berkata “ Aku
hidup hanya untukmu dan matimu hanya untukmu, kesetiaanku menemani kepergianmu”.
Masya allah, kenapa hrs berakhir spt ini...
BalasHapusBagus juga ceritanya, tapi akhirnya engga enak..
BalasHapus"Cinta dah bencilah sesuatu di dunia dengan tidak berlebihan"
Bagus juga ceritanya, tapi akhirnya engga enak..
BalasHapus"Cinta dah bencilah sesuatu di dunia dengan tidak berlebihan"
Apaan akhirNya ngk enk ih msa gtu hrusnya perempuanNya tetap menikah, dan sampai tua dia masih mengingat syah dan cinta mereka,
BalasHapus#dede_kamel29
Langkah Rezeki Pertemuan Maut.itulah kata yg tepat saat ini saya sampaikan, Saya penulis cerita ini. Kisah ini telah berakhir, dengan 5 tahun pacaran namun pupus , dan kemudian dengan seorang wanita, 5 bulan perkenalan Allah izinkan pernikahan.
BalasHapusDengan hadiah yg saya berikan kepada wanita itu adalah surah Ar Rahman.
https://youtu.be/2VKyEED4HaE