Laman

Jumat, 17 Mei 2013

PERJUANGAN CINTA


Aku adalah seorang pelajar sma yang baru lulus UN, impianku adalah menjadi seorang pembisnis yang hebat, tapi aku ragu-ragu untuk berbuat, biasalah anak muda kan kadang seperti itu. Kemudian saya akan melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi masalahnya saya di suruh ke fakultas keguruan, memang bagus sih, tapi kan bukan bakat aku di situ, tapi berhubung keluarga mau ngekuliahin aku, yaudah aku turutin aja apa kata mereka. Aku pun mendaftar snmptn, untuk mengambil prodi PGSD, yang ngajar anak-anak SD. Daftar susah banget tau gak, sampai dua jam daftar aja,  4 hari sebelum snmptn, aku santai-santai aja karena gaya belajarku, belajar sehari sebelum ujian, biar tidak terlalu banyak numpuk di otak ini. Hari pun mendekati ujian, tapi ada aja yang mengganggu, waktu itu pertandingan sepak bola piala afrika sedang di selenggarakan, mainnya pun dari jam 4 sampai jam 9 pagi, wah.. aku gila abis dengan yang namanya bola. Jadi aku pun nonton aja. Tiba di hari minggu, 1 hari sebelum mulai SNMPTN, pertandingan bola seru sedang terjadi, maklumlah , tim papan atas main siapa coba yang gak mau liat.tanpa pikir panjangpun gue nonton aja. Sampai2 gue dimarahin sama ibu gue. Dan tibalah saatnya ujian ! dengan penuh percaya diri saya pun ikut ujian, waktu sayaliat soalnya wah asik-asik banget, Cuma yang gak enak liatnya bahasa indonesia dengan inggris, jadi gue jawab aja lansung tanpa liat soalnya, gue pun lingkari dulu di kertas soal supaya lebih mudah nanti pindahin ke lembar jawaban, gue pun asik terus ngerjainnya tanpa liat jam, kebetulan gue gak ada jam waktu itu. Dan akhirnya pun tinggal 10 soal lagi yang belum siap, tapi.... Pengawas berdiri dari tempat duduknya dan mengatakan “ waktu kalian tinggal 5 menit lagi!”
Wah, gila ne pengawas, masak 5 menit lagi baru di kasih tau, malah jawaban belum gue pindahin lagi, matilah gue ne”ucap gue dalam hati. Lansung aja gue pindahin, tapi ketika baru 20 jawaban gue pindahin, si pengawas bilang “berhenti menulis”. Pada saat itu udah gue prediksi bahwa gue pasti gagal, dan akhirnya pun prediksi gue tepat sasaran. Orang tua gue pun kecewa sama gue, dan akhirnya gue di pindahin ke provinsi lain.
Di sinilah gue mulai hidup baru lagi. Soalnya semuanya serba baru, daerah baru, kawan baru, semuanya deh baru, kecuali muka yang gak baru. Di sini saya mencari pekerjaan, tapi susah banget cari pekerjaan karena Cuma lulus S1, kemudian saya pun jumpa dengan seorang laki-laki, dia orangnya baik banget, sampai2 dia ngajak gue tinggal dirumahnya,namanya “arda”. Hmmm, dari sini lah gue mulai di kenalin sama teman-temannya. Dan saya di kenalkan pada 5 teman akrab nya, 3 cewe 2 cowo, tapi 1 cowo agak bencong gitu. Hehehe..
Mereka adalah redi, anto, andini, fica dan khaisa. 3 cewe ini punya ciri khas masing-masing, wajahnya pun wahhh!!! Cantik dan manis bangett.. kayaknya mimpi gue dapetin mereka. Hahahaha..
Pada suatu hari, kami berlima pun pergi ke suatu pantai, indah banget pantainya. Kami pun lansung ganti pakaian, kami yang cowo Cuma pakai celana aja, tapi si antonya pake baju juga, takut keliatan dadanya katanya.. heheheheheh.. kemudian kami pun melihat andini, fica dan khaisa, huuuuu...  cantikkk bgett.. waahhh .. benar-benar perfect lah..
Kemudian kami pun mandi dan mulai ke tengah, 3 cewe itu yang pisah dengan kami dan juga si anto, dia juga mandi dengan cewe itu, kami terus bersenang-senang sampai sore, tepatnya sih sekitar pukul 5 sore. Kedua teman saya si redi dan rada, sangat pandai dalam berenang tapi mereka takut sama ombak, mungkin mereka pandenya waktu airnya tenang aja, sedangkan aku biasa-biasa aja. Karena kami merasa udah agak capek, kami bertiga menepi tuk sementara.
Saat itu kami bertiga cerita-cerita tentang kehidupan masing-masing, redi menceritakan bahwa dia di usir dari rumah karena ketahuan ML sama pacarnya di kamar ortunya,  ya jelas lah kami tertawa, hahaha, “kebetulan ortu gue pada saat itu mau pergi liburan ke paris, Jadi ketika ibu gue mau pergi, cewe gue udah nunggu di depan rumah gue sambil makan bakso. Jadi ketika ibu gue pergi , lansung gue suruh masuk, maklumlah udah kebelet kali soalnya.. tapi waktu tiba di bandara keberangkatan, ibu gue memeriksa tiket pesawat, tapi ibu gue salah bawa tas. Jadi terpaksa dia pulang lagi, bandara dengan rumah Cuma 15 menit. Jadi gak terlalu jauh. Jadi ketika ibu gue mau pergi.. pada saat itu gue lupa kunci pintu masuk, ya sangkin gue nikmati kali dengan cewe gue, gak kedengaran suara pintu. Ibu gue pun lansung masuk kekamarnya, dan lebih bodohnya gue, pintu kamar juga lupa gue kunci. Yah.. abis deh gue, ibu gue lansung menjerit ketika liat kami lagi di kamar berdua, lansung aja, ayah gue yang ada diluar lansung masuk, yah.. ayah gue pun ikut menjerit. Akhirnya gue habis di ajar di situ dan lansung di suruh keluar” dan ayah gue bilang “ jangan pernah kembali kalau kau belum sukses punya harta, jabatan dan wanita.” Gue lansung cabut bawa cewe gue pada saat itu, dan pada waktu yang bersamaan cewe gue putusin gue. Dan akhirnya sekarang dia udah nikah dengan orang lain. Begitu cerita gue, gimana dengan ceritamu. Kemudian radapun cerita, gue sebenarnya punya kehidupan yang bahagia dulu, kami serba kelebihan, semua yang gue mau ada, “waah enak banget lho ya, jawab kami berdua”. Tapi pada saat itu orang tua gue kecelakaan, ayah gue meniggal dan ibu gue masih hidup tapi karena ibu gue selalu trauma dengan kejadian itu, akhirnya ibu gue jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Pada saat itu ada proyek yang harus di kerjakan ayah gue, tapi takdir berkata lain. Gue pun menanggung hutang ayah gue sekitar 100 milyar, yang uang dari proyek tadi. Ya gak mungkin lah gue bayar segitu,jadi semua aset kekayaan kami di sita dan gue pun beranjak pergi dari rumah gue ke sini. Gue sebenarnya bukan orang sini, kita sama syah . udah ya, gitu aja cerita gue, gue gak sanggup nahan kesediha, “yauda2, maaf ya frend”, kita akan selalu bersama sampai maut memisahkan kita. Kemudian gue pun menceritakan kisah gue.
Kemudian pada saat itu pun kami saling memahami satu sama lain. Ketika kami telah habis bercerita, tiba-tiba ombak besar datang menerjang ketiga teman kami yang sedang mandi di pantai, andini dan fica bisa berenang dan berhasil lolos, tapi khaisa sudah terlalu lelah, dan dia terbawa ombak besar, tanpa pikir panjang saya berlari menerjang ombak dan berenang di bawah ombak untuk menyelamatkan khaisa. Saya pikir khaisa sudah tak dapat di selamatkan, tapi saya masih bisa mendengar suara teriakan khaisa “ tolong, tolong!”, dan akhirnya saya dapat melihatnya dan berenang ke arahnya, dan memegang tangannya serta saya sempat memekluknya (walaupun tak sengaja), “khaisa,khaisa, aku di sini untuk menyelamatkanmu, kita harus berusaha berdua agar bisa kembali kedaratan” kata saya. Kami pun berusaha untuk menyelamatkan diri, tetapi kami seperti melihat sirip hiu yang melayang-layang di atas air, kemudian kami berenang secepat mungkin, tapi hiu itu semakin mendekat. Dan akhirnya kaki saya tergigit oleh hiu itu, tapi saya berusaha untuk melepaskannya, “khaisa, cepat berenang terus, cepat !”.  “syah !!, teriak khaisa. Kemudian khaisa pun terus berenang menuju daratan, dan akhirnya dia selamat. Saya masih tergigit oleh hiu itu, dan saya melihat ada botol di bawah kaki saya, dan lansung saja saya ambil dan lansung menancapkan botol yang telah saya pecahkan ke arah mata hiu itu, dan hiu itu melepaskan kaki saya, dan saya kembali berenang secepat mungkin kearah daratan, dan teman-teman saya membantu saya untuk menyelematkan saya. Dan akhirnya saya pun terselamatkan, tapi darah saya terus keluar dan saya sudah mulai lemas , redi mengikat kaki saya dengan sehelai kain agar tidak terlalu deras  darah yang keluar kemudian teman-teman saya lansung membawa saya ke rumah sakit terdekat walaupun jaraknya 10 km dari laut.  Saya sudah tidak sadarkan diri lagi pada saat itu, saya koma selama 3 hari. Setiap malam khaisa datang menjenguk saya, dan selalu mengatakan makasih banget atas bantuan kamu syah, setiap malam juga aku selalu mendengar tangisan dari khaisa, dia selalu bersedih akan kondisi ku. Akhirnya tepat di hari ke empat, aku mulai sadar menggerakkan jariku, pada saat itu aku merasakan kehangatan di tanganku, aku tidak tau apa yang membuatnya. Khaisa pun melihatnya, dan menangis serta memeluk gue, “syah,syah, kamu sudah sadar syah, terimakasih ya allah “, ucap khaisa. Dan akhirnya gue, ternyata kehangatan tangan gue berasal dari genggaman tangan khaisa. Gue pun mulai merasa pulih dengan kehadiran khaisa, karena di setiap pagi dia selalu membawa saya keluar untuk menghirup udara segar. Akhirnya saya pun pulih dan di bolehkan pulang.
Dan satu hal yang sungguh tidak bisa saya lupakan adalah ketika sampai di rumah rada, khaisa mencium bibir saya selama 2 menit, wahh.. asiik bangget..  dan  khaisa pun mengatakan “aku sayang sama kamu”, mimpi yang dulu ada kini berubah menjadi sebuah kenyataan. Rada pun pulang ke rumah, “syah, kamu udah sehat (sambil memelukku), terima kasih ya kamu udah nyelamatin khaisa.” Ucap rada. Saya bingung mengapa rada mengatakan seperti itu. “tunggu, kamu dan khaisa memiliki hubungan apa?”ucap saya. “kamu belum tau ya syah, kami berdua sudah tunangan dan khaisa adalah tunangan gue”. Ucap rada. Syah pun terkejut akan hal ini, “kalian bertunangan, tapi sejak kapan”? , rada pun menjawabnya “ kami tunangan 6 bulan yang lalu. Hati gue hancur banget, “. Kenapa gue tidak tau akan hal ini, dan mengapa khaisa tidak pernah mengatakan hal itu, dan mengapa dia mencium bibir gue.
Akhirnya saya pergi meninggalkan mereka karena tidak sanggup menahan hal ini,karena pada saat itu gue benar-benar cinta, dan gue udah jatuh cinta sejak pertama kali di kenalkan pada mereka. Gue pergi sejauh mungkin dari mereka, pergi dalam kesakitan cinta di hati. Akhirnya gue tiba di suatu tempat, tempat yang tidak terlalu indah tapi penuh dengan kedamaian. Saya mulai bekerja di sawah-sawah orang lain dan mendapat gaji cukup untuk makan hari ini, dan saya terus bekerja dan akhirnya gaji saya pun di naikkan, jadi ada uang untuk menabung. Teman-teman saya mencariku, karena ada yang mau mereka sampaikan. Saya terus bekerja tanpa memikirkan cinta saya pada khaisa.
Pada suatu hari, orang yang punya kebun jatuh sakit, dan saya pun merawat orang itu, maklum lah sudah tua. Saya rawat dia dengan iklas, dan terpaksa saya harus menginap dirumahnya. Dan malam pun tiba, ini lah malam pertama saya menginap dirumahnya, dan kami pun bercerita-cerita, dan yang membuat saya terkejut kakek ini menceritakan kehidupan rumah tangganya. Dan dia juga bercerita tentang bagaimana dia mendapatkan istrinya. Saya sungguh sedih dan terharu mendengar ceritanya, saya pun menceritakan kisah cinta saya yang pahit kepada beliau, dan kakek itu tersenyum mendegar cerita saya “kenapa kakek tersenyum?”, kakek menjawab,” ceritamu adalah cerita kakek dulu, kamu ini masih muda dan berbakat, masak dengan hal yang itu kamu lansung pergi nak syah. Saya dulu juga mengalami hal sepertimu, tapi kakek berpegang pada ‘selama janur kuning belum melengkung, kesempatan itu masih ada’, tetap berusaha mengejarnya tapi jangan mengganggu hubungan mereka.” Saya bingung dengan maksud kakek ini,”hmmm.. maksudnya apaan kek, mengejar tapi jangan mengganggu?” kakek menjawab,” jadi seperti nak syah,mengejar bukan berarti kita selalu mendekati dia, tapi mengejar waktu dan melihat keadaan untuk mendapatkan cintamu kembali asalakan dia juga mencintaimu dengan tulus.” Aku pun meresponnya dengan mengatakan” dia telah mencium bibir saya dan mengatakan bahwa dia sayang sama saya, tapi saya tidak tau kalau dia pada saat itu sudah tunangan, saya benar-benar sedih kek.” Tunggu-tunggu, dia mencium kamu dan mengatakan cinta padahal dia sudah tunangan, berarti dia mau memberitahukan bahwa dia tidak bahagia dengan tunangannya atau dia tidak mencintai pasangannya, lebih baik kamu kembali menjumpai dia nak syah, kembalilah” hmm,yaudah-yaudah kakek gak usah pikirin itu dulu, yuk kita tidur kek, udahh larut malam ini, “jawab syah. Hari terus berjalan, gaji dari syah pun di tambah oleh kakek ini. Dan semakin lama kebun mereka semakin berhasil, dan pekerjaan yang di lakukan syah membuat hati kakek itu menjadi senang. Tiba pada suatu hari si kakek itu pun sudah sakit lagi dan kali ini benar-benar parah. “kek, cepat sembuh ya kek, kakek selalu memberiku semangat untuk menjalani hidup ini”pintaku. Kakek menjawab “ nak, rezeki, maut dan jodoh ada di tangan tuhan, buka berarti kita pasrah dengan keadaan ini, satu pesan kakek buat kamu syah, kejarlah kembali cintamu, mungkin dia sedang menunggumu disana, dan kebun itu saya berikan pada kamu nak, jadikan lah kebun kita berkembang ya, maafkan segala kesalahan kakek ya. Akhirnya kakek pun meninggal. “Kakek !!!, terima kasih kek, akan ku lakukan semua yang kau pinta, selamat jalan kek.” Ucap syah dengan kesedihan. Seminggu setelah wafatnya kakek ini, kebun semakin maju dan aku berhasil menambah luas tanah dengan membeli tanah tetangga sebelah. Dan akhirnya sejak dari situ hidupku semakin baik, dan akhirnya aku pun menghubungi khaisa lewat telepon umum, “hallo, khaisa, ini aku syah.. “ khaisa menjawab, “apa? Syah!!! Dimana kamu sekarang syah, aku ingin bertemu denganmu syah”, aku akan datang untuk mu khaisa, aku akan datang sekarang ke tempatmu” jawabku.
Dan akhirnya aku pun berangkat dan akhirnya pun sampai di tempat khaisa, tetapi aku melihat sebuah tenda biru terbentang. Aku lemah tak berdaya, apa yang terjadi di sini. Dan aku bertemu dengan redi, “red, apa yang terjadi di sini?”, jawabku. Redi menjawab, “ buat apa kau di sini, pergi lah lagi ke tempatmu. “Apa terjadi di sini red!, aku bertanya dengan penuh kemarahan. Dan tiba-tiba ada yang menjawab “ khaisa telah tiada, dia sudah meninggal. Ternyata yang menjawab adalah andini, “ aaapppaaa... khaisa telah meninggal, tidak!!! khaisa....!!!, kenapa ini semua bisa terjadi!! ” aku menjerit dan menangis keras. Dan aku pun berlari kedalam dan melihat seorang perempuan berbaring kaku di atas tempat tidur, aku mendekat dan melihatnya, ternyata benar dia adalah seorang gadis yang ku cintai. Aku menangis dan menangis, aku tidak percaya akan hal ini, “dia meninggal dalam keadaan mencintaimu, dia sakit karena selalu mengingatmu, tapi kau tak pernah memberinya kabar” jawab andini. Aku pun berkata” tapi, tadi aku menelpon kha...” , bukan dia yang berbicara, tapi aku “ andini” jawab andini. Pada saat itu rasanya semangat hidupku telah hancur, pikiran ku kosong dan seakan belum mempercayai akan hal ini. Kemudian aku mengajak dini keluar, “din, bagaimana dengan hubungan khaisa dengan rada, apakah mereka sudah menikah dan bahagiakah mereka?” tanya ku sambil menangis. “syah, mereka memang sudah tunangan, tapi tunangan itu tidak di setujui oleh khaisa, karena khaisa sayang dan hormat pada orang tuanya, jadi dia turuti semua keinginan mereka” jawab andini. Syah bertanya lagi “tapi kenapa harus rada orangnya?”, andini pun menceritakan yang sebenarnya “ jadi pada saat itu ayah dini akan mengalami kebangkrutan dan ayah khaisa terserang stroke, jadi karena rada ahli dalam bidang manajemen dan ekonomi, dia mencoba mengambil alih pimpinan, karena pada saat itu rada kerja sambil kuliah, dia bekerja sebagai karyawan di perusahaan ayahnya, dan ketika rada mengambil alih pimpinan, perusahaan berhasil membayar hutangnya, dan ayah khaisa sangat senang dengan hal itu. Dan akhirnya ayah khaisa sembuh dan kembali bekerja sebagai direktur lagi, dan setelah itu ayah saya tiba-tiba menjodohkan khaisa dengan rada, dan khaisa terpaksa harus menerimanya dengan rasa kesedihan. Khaisa adalah wanita yang baik, patuh dan ramah. Aku sedih mengapa kisah cintanya begitu pahit. Ketika dia sudah bertunangan dengan rada, awalnya memang indah, tapi lama kelamaan tingkah rada semakin aneh. Tingkah rada semakin aneh, rada selingkuh dengan wanita lain karena khaisa menolak rada untuk menidurinya. Setau kami rada adalah orang yang baik, tapi kami tidak tau ternyata rada seperti itu. Dua bulan setelah mereka tunangan, rumah khaisa di masuki perampok, dan perampok itu membunuh kedua orang tua dan juga kakaknya. Sejak saat itu khaisa semakin tertekan, batinnya terus tersakiti oleh rada, tapi dia tidak tau harus mengadu kepada, dan akhirnya dia menjumpai dirimu, dia selalu bercerita bahwa kau adalah orang yang paling dia cinta, dan Cuma kau lah yang dia punya satu-satunya, tapi kenapa kau pergi syah? Kami semua tidak menyangka kau melakukan hal seperti ini. Dan akhirnya kami berusaha untuk mencarimu, tapi tidak dengan rada. Kami mencarimu di kota asalmu, mencarimu di facebook, tapi semua sia-sia. Kemana kamu sebenarnya syah. Syah pun menjawabnya “aku pergi karena sakit hatiku pada khaisa, aku tidak tau bahwa dia sudah tunangan dan tidak pernah mengatakannya padaku, padahal pada saat itu dia mengatakan bahwa dia sayang sama ku,dini. Tapi karena aku tidak sanggup dengan hal itu aku pergi tanpa pamit dengannya, aku pergi mencari kehidupan baru. Kalau memang ini sudah terjadi akan ku ikhlaskan dia untuk pergi. Aku ikhlas kehilangannya“.
Tiba-tiba ada seorang wanita berlari dari belakang dan memelukku, “syah, aku tidak akan pernah mau kehilanganmu, aku tersiksa bersamanya, aku sayang sama kamu syah, jangan pernah pergi lagi syah. Ternyata dia adalah khaisa yang berkata sambil menangis tersedu-sedu. Syah terkejut”apa! Khaisa, kenapa kamu bisa hi...?, belum selesai aku berkata khaisa kembali mencium bibirku. “sa, apa yang sebenarnya terjadi di sini, kenapa kamu bisa hidup kembali”,ucap syah. Khaisa pun menjawabnya “maafkan kami syah, kami melakukan hal ini karena agar kamu merasakan sakitnya hatiku, hatiku bagaikan telah mati tersayat-sayat. Aku selalu menyendiri sejak kepergianmu.” Syah pun bertanya lagi,”jadi yang di atas tempat ti...” khaisa kembali mencium bibirku dan berkata “aku berpura-pura mati, karena kesedihanku syah. Syah yang tadinya menangis akhirnya bisa tersenyum kembali dan memeluk khaisa dengan erat. “tapi tolong aku syah, tolong aku terlepas dari rada”, pinta khaisa. Syah menjawab, “baik sa, aku akan melakukannya demi kamu”. Dan akhirnya aku pun mendatangi rada di rumahnya, dan melihat rada bersama wanita lain, “rada! Kau adalah teman terbaikku tapi mengapa kau melakukan semua hal ini!” kataku dengan penuh kemarahan. Buat apa lho peduli coy, itu bukan urusan lho, kamu sudah bertunangan”jawab rada. Dengan kemarahaku, aku segera melepas cincin yang di kenakan khaisa dan melemparnya ke arah rada, dan kami pun terlibat perkelahian. Dan akhirnya datang redi memisahkan kami berdua, “hei, apa-apaan ini! Syah hentikan, pergi lah dari sini, ini bukan urusanmu, bawalah khaisa dalam kehidupanmu”. Ternyata redi secara tidak lansung membelaku, dan khaisa ku bawa kembali pulang kerumahnya. Tak lama kemudian rada datang menjemput khaisa, tapi aku mencegahnya. Dan hampir kami terlibat perkelahian lagi, untung saja ada warga yang memisahkan kami. Sebulan kemudian, rada depresi karena di tinggal oleh khaisa. Dan aku membawanya kerumah sakit, aku sendiri yang menjaganya. Rada belum sadarkan diri hingga hari ke empat. Saya pun menjumpai dokternya”dok, apa yang sebenarnya terjadi?”, dokter menjawab, dia mengalami depresi tingkat tinggi, otaknya hampir mati dan dia bisa di sembuhkan melalui terapi-terapi dan selalu membuatnya senang”. Saya pun pulang dan membawa khaisa ke rumah sakit, “sa, Cuma kamu orang yang saat ini bisa membuat rada pulih kembali”. Khaisa menjawab, “tapi syah aku tidak mau hal itu terulang kembali”. “Ya sa, tapi dia adalah teman kita dan dia teman terbaikku, tolong ya sa, aku juga sayang sama kamu sa” jawabku. Akhirnya khaisa pun menjaga rada, dan perlahan-lahan rada mulai sadar, dan dia selalu berkata “khaisa,khaisa,khaisa dimana kamu, tolong peganglah tanganku”. Dan aku pun menyuruh khaisa untuk memengang tangan rada, sejak saat itu hatiku sangat sakit, aku bingung tak menentu, aku tidak tau harus apa yang ku lakukan. Dan seminggu kemudian rada akhirnya bisa pulih kembali dan rada meminta khaisa meminta untuk ikut bersamanya. Aku pun menyuruh khaisa untuk ikut, padahal sebenarnya khaisa menolaknya. Dan sejak saat itu rada berubah 380 derajat, dia benar-benar menjadi laki-laki yang baik dan tidak pernah selingkuh lagi, dan dia selalu menjaga khaisa baik-baik. Perlahan-lahan khaisa mulai menyukai rada secara diam-diam tanpa sepengetahuanku. Dan akhirnya khaisapun jatuh cinta pada rada. Aku menyesal, sangat menyesal. Aku bingung harus memilih sahabat atau kekasih. Suatu ketika aku melihat rada mencium kening khaisa dengan penuh kasih sayang, dan aku terkejut mengapa khaisa menerimanya dengan mudah. Aku pun datang menemui mereka “apa yang terjadi, apa yang terjadi denganmu sa, kenapa kamu melakukan hal itu?”. Khaisa pun menjawabnya, “maafkan aku syah, aku mencintai rada”. Aku pun terkejut akan hal ini, semua yang tidak mungkin terjadi telah terjadi kembali. Sakit hatiku mulai kembali lagi, dan aku pun curhat dengan redi dan andini. Aku menceritakan semuanya pada andini dan redi. “syah, kamu akan tau jawabannya nanti” kata dini. Aku pun menjemput kembali khaisa tanpa sepengetahuan rada. Aku membawa khaisa pulang kerumahnya,”sa,apakah kamu benar-benar mencintai rada”, khaisa menjawab” maafkan aku syah,itu semua adalah sandiwara,aku ingin balas dendam dengannya. Aku pun bingung kenapa khaisa seperti itu. “sa, hentikan semua ini jika kau sayang samaku, aku ingin menikahimu dan membawamu pergi dari sini,apakah kau mau menikah denganku?”. “Syah? Apa kau serius, aku mau menikah denganmu syah, inilah yang ku tunggu-tunggu darimu syah”, jawab khaisa dengan senang walaupun menjatuhkan air mata. Tapi andini mendengar semua pembicaraan mereka, dan mengatakannya pada rada, rada yang mendengar hal itu lansung pingsan dan di bawa kerumah sakit. “andini, kenapa kau mengatakannya pada rada!”, tanyaku. “Karena aku mencintaimu syah, aku mencintaimu sejak kita pertama kali bertemu, aku sudah tau bahwa kau adalah laki-laki yang ku cari, tapi mengapa temanku sendiri juga jatuh cinta padamu”, jawab dini. Khaisa tidak menyangka akan hal ini, khaisa menangis dan keluar. Aku pun segera mengejar dan memeluk khaisa untuk menenangkannya. “kenapa ini sulit sekali syah, aku tidak bisa meninggalkan temanku. Dia lebih dari segalanya buatku” kata khaisa. Syah pun menjawab dengan pasrah, “sa, tetaplah tinggal di sini jika kau lebih mencintai mereka dari padaku, aku harus pergi karena ada pekerjaan yang harus ku selesaikan”. Andini dan khaisa telah membuat janji sejak mereka SMA, bahwa mereka akan memilih sahabatnya dari pada pacarnya. Khaisapun mengatakan” kali ini aku tidak akan melepaskanmu syah, aku lebih memilihmu dari pada mereka”. Andini pun terdia tak percaya khaisa menjawab hal itu, dan mereka pun pergi meninggalkan temannya. Kami pun pamit kepada semua teman-temanku. Seminggu kemudian, kami mendengar kabar bahwa andini dan rada meninggal dunia, andini gantung diri dan rada meninggalkan karena serangan jantung. Aku dan khaisa benar-benar sedih dengan hal ini, tapi hidup ini adalah pilihan.
Aku pun pulang kampung bersama khaisa, pulang kerumah orang tuaku. Dan aku menunjukkan pada orang tuaku bahwa aku sudah sukses walapun tanpa kuliah. Orang tuaku sangat bangga padaku dan memelukku dengan kasih sayang. Kemudian ibuku melihat khaisa” siapa ini nak gadis yang begitu cantik. Kemudian aku pun menjawabnya” dia adalah calon menantu ibu alias dia calon istriku”. Ibuku sangat senang memiliki wanita yang rajin, ramah dan cantik lagi. Dan kami pun mendiskusikan tentang hari pernikahan kami, akhirnya waktu sudah di tentukan, kami akan menikah dua minggu lagi. Sebelum waktu itu , aku pamit pulang untuk bekerja, maklumlah sudah jarang kali ke kebun. Dan akupun pulang tanpa khaisa, karena khaisa ku titipkan pada ibuku. Hingga tiba tiga hari sebelum pernikahan, aku pun pulang untuk menjumpai calon istriku. dan akhirnya kami menikah, kami berdua sangat bahagia. Setahun kemudian khaisa melahirkan seorang anak laki-laki. Dan dia di beri nama RanDi, yaitu nama orang yang pernah mencintai kami.
 Selesai deh ceritanya ... :)